-->

Market Value Added (MVA)



Steward and CO juga telah mengemvbangan konsep yang disebut dengan Market Value Added (MVA). MVA yaitu selisih antara nilai pasar saham dan utang perusahaan dan jumlah modal yang ditempatkan di perusahaan oleh kreditur dan pemegang saham.

MVA = Market value - invested Capital

Keterangan:

Market value = nilai utang, saham preferen, dan saham biasa ketika ini.

Invested Capital = seluruh kas yang diperoleh dari penyedia dana atau berasal dari keuntungan yang diinvestasikan kembali pada investasi gres di perusahaan semenjak perusahaan didirikan. Dalam prakteknya, nilai dalam laporan posisi keuangan (dengan sedikit penyesuaian) yang digunakan.

Contoh:
PT ABC didirikan pada dua puluh tahun lalu dengan modal yang berasal dari saham biasa sebesar Rp 15 milyar. Perusahaan tidak memiliki utang jangka panjang dan saham preferen. Seluruh laba bersih yang dihasilkan diberikan kepada pemegang saham. Saat ini nilai pasar saham PT ABC yaitu sebesar Rp40 milyar. Berapakah MVA PT ABC?

MVA = Rp40 milyar - Rp 15 milyar = Rp25 milyar

Dalam praktek, nilai pasar utang jangka panjang dan saham preferen diasumsikan sama dengan nilai bukunya. Hal ini menimbulkan munculnya MVA dengan versi lain.
MVA = Nilai pasar saham biasa - nilai saham biasa

Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan MVA
1. Memperkirakan jumlah kas yang diinvestasikan.
Mengukur jumlah modal yang dimasukkan atau ditahan dalam bisnis setelah diperdagangkan beberapa tahun dapat menghadirkan masalah. Misalnya, apakah pengeluaran penelitian dan pengembangan menghasilkan aset atau dibebankan pada laporan laba rugi? Laporan Posisi Keuangan yang disusun oleh akuntan tidak dirancang untuk mengukur modal yang dipasok oleh penyedia modal.

2. Kapan nilai diciptakan?
Fakta bahwa hasil MVA yang nyata sering dibatasi ketika akan digunakan untuk mengevaluasi administrasi yang ada. Misalnya MVA yang ada ketika ini yaitu hasil dari manajemen-manajemen sebelumnya sehingga sulit untuk menentukan berapa MVA yang diciptakan oleh administrasi yang ada ketika ini.

3. Apakah tingkat pengembaliannya cukup tinggi?
Sangat sulit untuk mengetahui apakah MVA yang dihasilkan sudah cukup sehingga menunjukkan tingkat pengembalian yang memuaskan untuk penyedia modal.

4. Inflasi mendistorsi angka MVA
Jika elemen modal yang digunakan untuk mengukur MVA berasal dari angka-angka yang ada pada Laporan Posisi Keuangan dan terjadi inflasi maka nilai dari modal yang digunakan akan lebih rendah dari yang sebenarnya. Hasilnya MVA akan kelihatan lebih tinggi.

5. Percaya bahwa harga pasar saham yaitu selalu benar selamanya.
Ini yaitu asumsi yang paling mengganggu alasannya MVA tidak harus selalu membutuhkan efisiensi pada penetapan harga.

6. MVA bukan ukuran yang absolut.
Perusahaan besar akan selalu memiliki MVA yang besar. Hal ini membuat perbandingan MVA antara perusahaan-perusahaan yang ada menjadi sulit alasannya adanya perbedaan ukuran modal perusahaan.

0 Response to "Market Value Added (MVA)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel