-->

Private Workout



Perusahaan yang mengalami financial distress memiliki dua pilihan untuk formal bankruptcy atau private workout. Kedua pilihan tersebut sama-sama menerbitkan efek gres untuk ditukarkan dengan efek lama. Biasanya, senior debt diganti dengan bau kencur debt, bau kencur debt digantikan dengan ekuitas. Sejumlah penelitian membandingkan private workouts dengan formal bankruptcies. Beberapa akibatnya antara lain:

1. Berdasarkan data historis, setengah dari financial restructurings dilakukan dengan sketsa private workouts, walaupun akhir-akhir ini formal bankruptcies mulai banyak digunakan

2. Perusahaan yang bisa bangun dari financial distress dengan menggunakan sketsa private workouts mengalami kenaikan harga saham yang jauh lebih tinggi daripada perusahaan yang bangun dari financial distress dengan sketsa formal bankruptcies.

3. Biaya eksklusif (direct costs) sketsa private workouts jauh lebih murah daripada biaya formal bankruptcies

4. Top management biasanya sama-sama mengalami penurunan gaji atau bahkan kehilangan jabatan baik dalam private workouts maupun formal bankruptcies.

Melihat hal-hal di atas, kemudian timbul pertanyaan, mengapa ada perusahaan yang memilih untuk menggunakan formal bankruptcies?
1. Marginal Firm
Bagi perusahaan pada umumnya, formal bankruptcy biasanya membutuhkan biaya yang lebih besar, tetapi untuk sebagian perusahaan yang lain biaya untuk formal bankruptcy justru lebih kecil.

Dengan menggunakan sketsa formal bankruptcy, perusahaan dapat menerbitkan surat utang “debtor in possession’ (DIP). Di Amerika Serikat, surat utang ini hanya dapat diterbitkan oleh perusahaan yang mengajukan permohon kebangkrutan.

Bagi perusahaan yang membutuhkan injeksi kas dalam jangka pendek, surat utang DIP merupakan alternatif yang cukup menarik. Sebab dengan mekanisme tersebut, perusahaan memperoleh sejumlah keuntungan pajak (tax advantages). Perusahaan tidak kehilangan tax carryforwards (kompensasi kerugian) sebab mengajukan kebangkrutan.

Selain itu, perlakuan pajak untuk penghapusan utang juga lebih menguntungkan bagi perusahaan yang mengajukan permohonan kebangkrutan.

2. Holdouts
Sebagian proses formal bankruptcies mengabaikan absolute priority rule, sehingga menawarkan keuntungan bagi pemegang saham. Pemegang saham yang tadinya berada pada prioritas terakhir bisa memperoleh lebih banyak dari yang seharusnya. Oleh sebab itu, pemegang saham akan mendorong perusahaan untuk menggunakan mekanisme formal bankruptcies saja.

3. Complexity
Perusahaan yang memiliki struktur modal yang kompleks biasanya akan mengalami kesulitan untuk melaksanakan private workout. Jenis utang yang bermacam-macam membuat negosiasi dengan pihak kreditor menjadi semakin rumit.

4. Lack of Information
Pada dikala perusahaan mengalami kekurangan kas (cashflow shortfall), tidak dapat diprediksi apakah hal ini hanya sementara atau akan terus berlanjut. Jika kekurangan kas terjadi terus-menerus, maka kreditor akan mendorong biar dilakukan proses formal bankruptcy.

Akan tetapi, kalau kekurangan kas terjadi sementara, maka formal bankruptcy belum diperlukan. Apabila perusahaan mengetahui berita tersebut dengan akurat, maka perusahaan dapat menentukan alternatif mana yang bekerjsama lebih murah biayanya bagi perusahaan.

0 Response to "Private Workout"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel