-->

Teori Jadwal Setting Dalam Komunikasi Massa

Dalam Teori Agenda Setting, dijelaskan betapa efek media yang begitu besar sehubungan dengan kemampuannya dalam memberitakan kepada audiens mengenai banyak sekali isu - isu penting. Walter lippman, seorang kolumnis media di tahun 1922, menyampaikan bahwa media mempunyai kemampuan membuat bermacam-macam pencitraan ke hadapan publik.

Dalam studi kasus lain, McCombs dan Shaw melaksanakan penelitian dan menganalisis jalannya kampanye pemilihan presiden tahun 1968, 1972 dan 1976. Pada penelitian pertama (1968), mereka menemukan dua hal penting, yakni kesadaran dan informasi. Dalam analisis fungsi aktivitas setting media ini, kesimpulan yang mereka ambil yakni: media massa besar lengan berkuasa cukup signifikan terhadap apa yang pemilih bicarakan mengenai kampanye politik tersebut, dan memperlihatkan efek besar terhadap isu - isu penting untuk dibicarakan

Teori aktivitas setting merupakan teori penciptaan kesadaran publik dan pemilihan isu - isu mana yang dianggap penting melalui sebuah tayangan berita. Ada dua perkiraan yang mendasari teori aktivitas setting yaitu:

  1. Media tidak mencerminkan realitas yang sebenarnya, melainkan mereka membentuk dan mengkonstruk realitas tersebut.
  2. Media menyediakan sejumlah isu dan memperlihatkan pementingan lebih kepada isu tersebut yang kemudian memperlihatkan kesempatan kepada publik memilih isu mana yang lebih penting dibandingkan isu lainnya.
Merujuk pada teori aktivitas setting , kekuatan media dalam mempengaruhi khalayak diuraikan dalam konsep need for orientation (McCombs, Maxwell & Reynolds: 2002). Konsep ini memperlihatkan klarifikasi teoritis untuk keragaman di dalam proses aktivitas setting, melampaui kategori isu yang obtrusive (dialami langsung) dan unobtrusive (tidak dialami langsung) oleh khalayak.

Need for orientation didasarkan pada konsep psikolog Edward Tolman general theory of cognitive mapping yang menyatakan bahwa insan membentuk peta di dalam pikirannya untuk membantu mengarahkan lingkungan ekseternalnya. Konsep ini seolah-olah dengan gagasan Lippmann wacana pseudo-environment – lingkungan yang diciptakan oleh media. Selanjutnya konsep need for orientation juga menyatakan bahwa ada perbedaan individu dalam kebutuhannya akan orientasi terhadap isu dan juga perbedaan dalam kebutuhanakan latar belakang informasi terhadap isu tertentu (McCombs, Maxwell & Reynolds: 2002).

Secara konseptual, need for orientation didefinisikan dalam dua konsep, yaitu relevansi dan ketidakmenentuan; dimana tugas masing -masing terjadi secara berurutan. Relevansi ialah yang pertama kali memilih apakah media akan mempengaruhi aktivitas atau tidak. Bila individu merasa media dianggap mempunyai tingkat relevansi yang tinggi terhadap informasi yang diharapkan individu, besar kemungkinan media akan besar lengan berkuasa kuat terhadap individu tadi. Sedangkan pada tahap kedua, ketidakmenentuan memperlihatkan apakah individu sudah memiliki/menentukan terhadap isu yang menjadi aktivitas media. Dalam konteks pemilihan umum, ketidakmenentuan ini bisa diligat pada posisinya sebagai decided/undecided voters. Media akan sangat besar lengan berkuasa terhadap individu yang mempunyai tingkat relevansi dan ketidakmenentuan yang tinggi. Berkaitan dengan ini, pahami lebih dalam wacana pengertian komunikasi massa berdasarkan para ahli.

Dalam penelitian terakhir, memperlihatkan bahwa dampak aktivitas setting terjadi secara kuat di kalangan terdidik. Selain tingkat pendidikan, dapat dipercaya juga memilih tingkat efek media dalam aktivitas setting. Mengingat bahwa aktivitas setting berada pada domain dengan perkiraan powerful media effect, maka gotong royong imbas media terhadap khalayak memang besar. Hanya saja tidak mesti selalu demikian. Ada faktor -faktor yang mengekskalasi tingkat kekuatan efek dalam teori aktivitas setting. Di antaranya ialah tingkat need for orientation yang ada pada khalayak, tingkat pendidikan serta tingkat dapat dipercaya media yang melaksanakan pengaturan atau setting terhadap aktivitas tertentu (W & Ghanem, S, “Effects of Agenda Setting” in Preiss, R.W et. Al Eds.2007).

0 Response to "Teori Jadwal Setting Dalam Komunikasi Massa"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel