-->

Solusi Beberapa Hal Yang Sering Menjadi Persoalan Di Kawasan Kerja

  Solusi Beberapa hal yang sering menjadi duduk masalah di kawasan kerja


Beberapa hal yang sering menjadi duduk masalah di kawasan kerja Solusi Beberapa hal yang sering menjadi dilema di kawasan kerja 


Ada beberapa hal yang sering menjadi duduk masalah di kawasan kerja, menyerupai kesulitan untuk menjalin kerjasama dengan atasan dan rekan kerja, beban pekerjaan yang terlalu berat dan tak sesuai dengan kapasitasnya, bahkan ada juga yang sampai bosan setengah mati di kantor lantaran tak ada pekerjaan yang perlu dilakukan.
Pada dikala menyerupai itu, harapan untuk kabur dari lingkungan yang tak menyenangkan niscaya ada dan biasanya yang dilakukan yaitu resign (mengundurkan diri) dan mencari pekerjaan baru alias pindah kantor. Namun resign tidak selalu jadi jalan keluar yang paling tepat untuk semua duduk masalah di lingkungan pekerjaan. Karena tidak ada jaminan di kawasan yang baru akan lebih baik. Bahkan, bisa jadi malah lebih jelek dari suasana kantor yang sebelumnya. Selain suasana kerja baru yang mungkin saja tak menyenangkan, kau juga harus berjuang melawan rasa sesal lantaran salah mengambil keputusan. Oleh lantaran itu, pertimbangkan baik-baik sebelum mengambil keputusan untuk resign, apakah duduk masalah yang ada masih bisa diatasi atau tidak. Jangan sampai mengambil keputusan hanya lantaran emosi atau sekedar untuk lari dari masalah.

Berikut ini merupakan beberapa masalah/keluhan yang sering memicu seseorang untuk resign beserta solusi yang perlu dilakukan untuk mengatasinya:
  1. Gaji kurang
    Gaji kurang sering menjadi alasan karyawan untuk resign. Sebagai insan normal, yaitu masuk akal bila tak mengenal istilah cukup/puas. Apalagi aneka macam kebutuhan hidup dengan harga-harga yang mencekik dikala ini, sangatlah masuk akal bila seseorang mengharapkan honor yang lebih. Namun, apakah lantaran duduk masalah itu kita pribadi buru-buru tetapkan untuk resign? Bagaimana solusi yang terbaik mengatasi duduk masalah ini? Solusi: Dalam menyikapi hal ini, sebaiknya yang dilakukan yaitu survey dengan rekan-rekan kau yang bekerja di perusahaan lain dengan jabatan yang sama. Bila kisaran gajinya masih sama, atau hanya beda-beda tipis, kemungkinan kau tak harus menyalahkan honor kau yang kurang. Mungkin perlu melakukan tindakan cost efficiency atau mulai mencari sumber penghasilan tambahan. Bila memungkinkan kau bisa meminta kenaikan honor kepada atasan. Bila di perusahaan lain ternyata range salary untuk posisi kau dikala ini jauh lebih tinggi, mungkin bisa dipertimbangkan juga dari sisi lainnya, contohnya lingkungan kerja yang nyaman, tunjangan/fasilitas lain yang diberikan, kemungkinan untuk jenjang karir yang lebih baik, atau keuntungan-keuntungan lainnya yang mungkin saja tidak akan ditemui di kawasan kerja yang gajinya lebih besar itu.
  2. Tidak ada Bonus
    Bonus bulanan, tahunan biasanya diberikan oleh perusahaan-perusahaan tertentu yang mungkin ingin mengatakan reward bagi karyawan sesuai dengan kinerjanya dan laba yang diperoleh perusahaan. Hal ini biasanya bukan merupakan tanggung jawab suatu perusahaan, kecuali dari awal sudah tercantum dalam surat perjanjian kerja. Namun demikian, masih sering terdengar keluhan mengenai ketiadaan bonus, apalagi bila pada jaman sebelumnya pernah ada jadwal pemberian bonus. Solusi: Tetaplah bekerja dan mengatakan peforma yang terbaik dengan pertimbangan bahwa bila kinerja semakin baik, maka laba yang didapat perusahaan akan semakin besar dan perusahaan bisa mengatakan bonus kepada karyawan-karyawannya.
  3. Tidak ada business trip ke luar negeri, tidak ada pembinaan untuk menambah skill, tidak ada company outing
    Tidak ada business trip ke luar negeri, tidak ada pembinaan untuk menambah skill, tidak ada company outing yaitu beberapa keluhan yang juga menjadi duduk masalah di kawasan kerja. Hal itu bagi perusahaan yang sedari awal menjanjikannya atau pernah mengadakannya memang menjadi harapan tertentu bagi karyawan. Namun bila ternyata sehabis berjalan sekian tahun dan peluang untuk hal itu ternyata cukup kecil, maka harap bersabar dulu. Biasanya memang jadwal demikian ditujukan bagi jabatan atau posisi tertentu dalam perusahaan. Kecuali untuk company outing, biasanya dilakukan beramai-ramai dan itu pun tergantung pada kondisi keuangan perusahaan. Solusi: Daripada harus pusing lantaran ini, untuk menambah wawasan dan pengalaman bisa diperoleh dengan membaca buku-buku yang berafiliasi dengan pekerjaan, atau mengikuti seminar-seminar. Jika alasannya hanya lantaran ini, rasanya agak terburu-buru bila pribadi mengambil keputusan untuk resign. Terlebih di jaman menyerupai kini ini mencari pekerjaan sangatlah susah. Pertimbangkan baik-baik sebelum mengambil keputusan.
  4. Atasan Galak/Otoriter
    Atasan model begini berpotensi besar bikin kita tertekan batin. Atasan galak ditambah pula dengan sikapnya yang kurang menghargai pendapat bawahan dan menganggap bawahan selalu jadi pihak yang salah dalam setiap situasi. Solusi: Perlu diketahui, si bos murka besar tentu ada sebabnya. Mari introspeksi diri dulu. Dari bencana pertama kita diomelin, tentunya kita bisa menebak menyerupai apa karakter atasan kita tersebut. Hasil kerja menyerupai apa yang ia sukai dan yang tidak ia sukai. Bila sudah tau, berusahalah mengatakan hasil kerja terbaik yang bisa anda lakukan. Lihat juga sisi positifnya, bos model begitu akan membuat kita tetap rendah hati dan menyadari bahwa kita masih harus banyak belajar untuk mencapai kesempurnaan. Nah, kalo sudah berusaha sebaik mungkin, dan si bos masih suka marah-marah tidak jelas, sangatlah masuk akal bila pada jadinya kau mengambil keputusan untuk resign, lantaran meski bawahan kau juga insan yang tidak bisa diperlakukan seenaknya.
  5. Atasan Cuek/tidak perhatian
    Dibanding bos galak, mungkin bisa lebih baik dengan model bos cuek. Namun ada kalanya kita sudah berusaha semaksimal mungkin dengan prestasi kerja segemilang mungkin, namun si bos tak peduli dan tak pernah mengatakan reward apapun atau sekedar memuji. Solusi:Sebaiknya kita kembali ke motivasi awal untuk bekerja bukanlah untuk mengesankan siapa-siapa. Tetaplah bekerja dengan baik dan sadarilah bahwa Allah maha tau dan tak ada hal baik yang akan sia-sia.
  6. Rekan kerja nggak asik/nggak menghargai Masalah ini sedikit banyak tentu akan mengganggu kinerja kamu. Bila hanya satu dua orang saja yang nggak asyik/nggak menghargai, mungkin kau masih bisa hirau taacuh dengan hal tersebut. Bagaimana bila semua orang melakukan hal yang sama?
    Solusi: Langkah pertama yang bisa dilakukan tentunya yaitu introspeksi diri. Sudahkah bersikap baik dan berusaha menjalin korelasi yang baik dengan rekan kerja? Bila belum, resign bukanlah jalan keluar untuk mendapatkan lingkungan yang lebih baik. Karena kemungkinan besar masalahnya ada dalam diri kau sendiri. Jadi harus berubah dan berusaha beradaptasi. Jangan berharap selalu dimengerti orang lain. Orang-orang mempunyai terlalu banyak beban hidup yang harus dipikirkan dari pada pusing-pusing memikirkan bagaimana caranya membuat anda senang di kantor. Kalau cukup nyali, bisa melakukan survey, kira-kira hal apa yang tidak disukai oleh rekan kerja kau dari dirimu, tanyakan dengan jujur dan katakan bahwa kau ingin memperbaiki diri.
  7. Rekan kerja suka menjatuhkan
    Tak sanggup dipungkiri, politik di dunia kerja memang kadang kejam, kadang untuk mencapai suatu maksud dan tujuan, seseorang tak sungkan-sungkan menghalalkan aneka macam cara, sampai cara-cara yang tidak manusiawi sekalipun. Salah satunya yaitu menjatuhkan rekan di depan atasan untuk membuat dirinya menjadi yang terbaik, mencuri ide-ide brilianmu dan mengklaim itu idenya. Bagaimana caranya bisa bertahan dengan rekan kerja menyerupai itu? Solusi: The answer is tetap bekerja dengan baik dan jangan terlibat di dalamnya. Cueklah walau mungkin diri kitalah yang akan disingkirkan tapi yakinlah bahwa rejeki setiap orang sudah diatur oleh Tuhan. Dan tetaplah semangat, tetaplah berikan performa terbaikmu.

  8. Pekerjaan Overload/mirip kerja rodi
    Pekerjaan overload atau melebihi kapasitas yang membuatmu sering terpaksa jadi sukarelawan dengan membawa pulang pekerjaan ke rumah. Bila terjadi pada hari-hari tertentu mungkin bisa diterima, Bagaimana kalau setiap hari harus begitu? Solusi: Bila beban kerja yang kau dapatkan sesuai pula dengan upah atau laba lain yang kau dapatkan, tentunya kau harus bertahan di kondisi tersebut. Karena memang biasanya untuk honor yang tidak mengecewakan besar, maka beban pekerjaan pun akan semakin bertambah berat. Yang perlu dilakukan yaitu belajar mengatur pekerjaan dengan baik. Buat jadwal pekerjaan dan lakukan dengan disiplin.Cari cara kreatif untuk menuntaskan suatu pekerjaan supaya tidak menumpuk. Bila memang sudah tak tertanggulangi, coba dikomunikasikan dengan atasan untuk mengambil kebijakan terbaik.
  9. Bosan nggak ada kerjaan/ Job description nggak jelas
    Setiap hari menuju kantor dengan pikiran yang dipenuhi pertanyaan : “Hari ini gw mo ngapain yah di kantor?” Hal ini bisa terjadi juga untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu, dimana job description tidak terperinci dan bisa terjadi juga bila lantaran duduk masalah tertentu, contohnya seorang atasan tidak lagi mengatakan pekerjaan kepadamu lantaran merasa kau tidak kompeten dalam hal itu. Pada jenis pekerjaan yang terlalu santai, bagi orang-orang tertentu mungkin bisa sangat membosankan. Solusi: Berpikir kreatif untuk menemukan hal-hal baru yang bisa dilakukan di kantor, tentunya yang mendukung pekerjaan utama. Waktu yang ada juga bias diisi dengan belajar banyak hal dan mempunyai kesempatan untuk menghasilkan pekerjaan yang sebaik-baiknya. Dengan cara-cara menyerupai ini, tak menutup kemungkinan atasan yang pada awalnya mungkin enggan mengatakan pekerjaan kepada kau malah justru melihat kelebihan lain yang ada dalam diri kamu. Dan pada jadinya kau justru menjadi salah satu karyawan yang bisa diandalakannya.

  10. Pekerjaan nggak sesuai minat Allah membuat setiap orang dengan minat dan bakat yang berbeda tentu ada maksudnya, supaya bisa diaplikasikan dengan baik sesuai dengan bakatnya itu. Namun, kadang kita tidak menyadari apa yang sebetulnya bakat dan minat kita. Sehingga, menentukan karir dan pekerjaan yang kurang tepat dan kita pun kurang menikmati pekerjaan tersebut.
    Solusi: Bila memang kau sudah terlanjur bekerja di karir yang kurang kau minati, kau bisa mencoba untuk bertahan dengan mulai mencoba menyukai dan menikmati pekerjaan tersebut. Cobalah juga untuk menggali dan mempelajari bidang tersebut. Jangan buru-buru tetapkan untuk resign lantaran bisa jadi kau juga mempunyai bakat di bidang tersebut. Bila memang kau sudah berusaha mencoba namun minat dan kemampuan kau memang bukan di sana, tidak ada salahnya bila kau ingin beralih ke profesi lain yang benar-benar sesuai dengan bidangmu. Pastinya, pertimbangkan baik-baik segala keputusanmu supaya tidak sampai salah menentukan pekerjaan untuk yang kedua kalinya.

  11. Gak ada promosi/kenaikan jabatan Sudah bertahun-tahun kerja di perusahaan tersebut dan kau masih berada di level yang sama? No progress? Bagaimana sebaiknya?
    Solusi: Semua pihak niscaya tahu dan bisa menilai jenis karyawan yang pantas dipromosikan atau tidak. Jika kau memang pantas, maka peluang akan selalu ada untuk jabatan dan tanggung jawab yang lebih tinggi. Kalau belum? Perlu belajar dulu, kemudian buktikan bahwa kau memang sudah pantas untuk jabatan yang lebih tinggi dengan hasil kerja yang excellent. Tapi perlu kau lihat juga kondisi di perusahaan kawasan kau bekerja, apakah memang ada sistem yang memadai mengenai promosi jabatan.

  12. Jarak rumah ke kantor jauh banget Perjalanan yang jauh dan melelahkan plus jadwal macet yang hampir membunuh semangat kerja?
    Solusi: Belajarlah mengatur waktu dengan baik. Kamu bisa ngekos atau beli rumah di erat kantor. Kalau hal itu tidak memungkinkan, sadarilah, bahwa kau tidak sendirian. Hampir semua karyawan di kota besar mengalaminya Tetaplah semangat menjalani hari-hari sibukmu!

0 Response to "Solusi Beberapa Hal Yang Sering Menjadi Persoalan Di Kawasan Kerja"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel