-->

KONSEP AKUNTANSI DAN PELAPORAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN


Gray (2006) yang menyatakan bahwa, akuntansi dan pelaporan sosial dan lingkungan yang berkelanjutan selama ini tidak benar-benar berakar dari konsep sustainability (keberlanjutan) dan ecological (ekologis). Pelaporan dan konsep akuntansi yang ada hanyalah sebagai komplemen dan legitimator perusahaan, bahwa perusahaan memang memiliki kepedulian sosial dan lingkungan hanya “baju” dan bukan “hati” perusahaan.

Peran akuntan sebagai profesi yang melayani kepentingan publik sementara akuntabilitas merupakan elemen utama dalam akuntansi dan kepentingan publik (Gray, Owen dan Adams, 1996). Oleh alasannya yaitu itu, Akuntansi dan akuntan seharusnya bisa menjadi pionir dalam mendorong akuntabilitas sosial perusahaan.

Dari segi konsep akuntansi, ketika ini, para andal telah membuatkan akuntansi yang mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan seperti, social accounting (Gray, Owen dan Adams 1996) social and environmental accounting (Mathews, 1997), triple bottom line accounting (Elkington, 1997), sustainability accounting (Schaltegger dkk., 2006), integrated reporting, dan lain-lain. Pengembangan dilakukan alasannya yaitu akuntansi konvensional tidak sanggup menciptakan akuntabilitas alasannya yaitu hanya berfokus pada aspek ekonomi (Gray, Owen dan Adams, 1996).

Dengan demikian, permasalahan besar terletak pada tugas akuntan dalam mendorong penggunaan aneka macam konsep akuntansi untuk kepentingan akuntabilitas sosial perusahaan. Menurut Gray dan Bebington (2001), akuntan seharusnya membuatkan skill dan atribut – atribut yang menunjang pekerjaan, mencari jalan kreatif untuk menjalankan tanggung jawab dan membantu organisasi meningkatkan sensitivitas lingkungannya. Namun, meskipun menyadari tanggung jawabnya, banyak akuntan tidak memiliki niat atau tidak siap melaksanakannya (Gray dan Bebington, 2001). Hal ini menyampaikan kelemahan akuntan dari segi tabiat maupun keterampilan.

Kegagalan kemampuan intelektual dan tabiat akuntan sebagian merupakan tanggun jawab pendidikan akuntansi (Gray, Bebbigton dan McPhail, 1994). Pendidikan akuntansi memang mendapat kritikan alasannya yaitu tidak bisa membantu pengembangan aspek sosial dari profesi. Kegagalan akuntansi dalam mengikuti perkembangan kebutuhan akuntabilitas perusahaan merupakan bab kegagalan pendidikan akuntansi (Gray, Bebbigton dan McPhail, 1994).

Akuntabilitas merupakan kewajiban untuk menyediakan gosip (termasuk di dalamnya yaitu gosip keuangan) atau perhitungan (reckoning) yang diharapkan dari sebuah tindakan yang menjadi tanggung jawab sebuah organisasi / perusahaan (Gray, Owen dan Adams, 1996).

Gray et a l.(1996) telah menyatakan bahwa akuntabilitas sebagai usaha legitimasi, mempertinggi transparansi organisasi, dan demokrasi di masyarakat (society). Akuntabilitas sebenarnya berkaitan akrab dengan legitimasi atau keabsahan eksistensi suatu organisasi, akuntabilitas muncul alasannya yaitu keterkaitan (relasional), di mana individu, group, company, government, organization, etc harus bertanggung jawab kepada pihak lain (Patton, 1992).

0 Response to "KONSEP AKUNTANSI DAN PELAPORAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel