-->

Bentuk-Bentuk Berguru (Lanjutan)

bentuk-bentuk berguru berdasarkan Gagne.

3. Belajar Operant

Belajar sebagai akhir penguatan merupakan bentuk belajar lain yang banyak diterapkan dalam teknologi modifikasi perilaku. Bentuk berguru ini disebut terkondisi operant alasannya yaitu sikap yang diinginkan timbul secara spontan, tanpa dikeluarkan secara naluriah oleh stimulus apa pun, ketika organisme "beroperasi" terhadap lingkungan. Berbeda dengan berguru responder, sikap operant tidak mempunyai stimulus fisiologis yang dikenal. Perilaku operant tidak "dikeluarkan", tetapi "dipancarkan"; dan konsekuensi atas sikap itu bagi organisme merupakan variabel yang penting dalam berguru operant. Perilaku akan diperkuat jikalau kesudahannya berupa suatu yang terkuatkan. Perilaku yang mengalami penguatan mempunyai kecenderungan untuk meningkat dalam hal frekuensi, besarnya, atau probabilitas terjadinya.

Karena kejadian yang mengalami penguatan sanggup menghasilkan dampak yang begitu penting, kita perlu bertanya, apakah penguat itu? Penguat ialah setiap stimulus yang meningkatkan kekuatan suatu sikap (Gage, 1984). Menurut Slavin (1988), penguat didefinisikan sebagai suatu konsekuensi yang memperkuat (berarti meningkatkan frekuensi) perilaku.

Belajar operant ditunjukkan dalam sikap aneka macam hewan: tikus menekan pengungkit, burung merpati mematuk kunci, kuda menganggukkan kepalanya. Pada dasarnya, setiap sikap operant sanggup ditimbulkan kerap kali dengan donasi penguatan segera sehabis timbulnya sikap itu.
 

Dalam insan berlaku hal yang sama. Berbagai sikap insan sanggup ditimbulkan berulang kali dengan adanya penguatan segera sehabis ada respons. Respons itu sanggup berupa: suatu pernyataan, gerakan, tindakan. Misalnya respons itu sanggup berupa menjawab pertanyaan-pertanyaan guru dengan sukarela. Atau sanggup pula respons itu berupa balasan siswa itu sendiri. Ada kalanya, respons itu sulit untuk diketahui, ibarat jikalau seseorang siswa duduk membisu saja, dan kelihatannya tidak berbuat apa-apa.

Bila respons berupa sukarela menjawab pertanyaan guru, penguat terhadap respons itu mungkin dalam bentuk "diberi giliran oleh guru". Bila respons itu berupa balasan itu sendiri terhadap pertanyaan, penguat mungkin berupa ucapan guru: "Betul" atau "Bagus Sekali". Atau jikalau respons itu berupa duduk membisu dan tidak berbuat apa-apa, salah satu penguat yang menyebabkan sikap itu akan terjadi lagi ialah suatu tanda persetujuan guru, baik berupa kata-kata maupun senyuman.

4. Belajar Observasional

Bentuk lain berguru yang akan kita bahas dalam belahan ini ialah berguru observasional. Bentuk berguru ini banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari­-hari. Bila kita untuk pertama kalinya berguru mengendarai mobil, kita akan mengamati seorang pelatih untuk mengetahui urutan tindakan-tindakan yang diharapkan contohnya menghidupkan, lalu menjalankan mobil. Demikian pula, jikalau seseorang mulai bermain voli, ia berusaha menggandakan temannya yang populer sebagai pemain ulung dalam melemparkan bola, misalnya. Bila seseorang diundang makan di hotel besar, yang di dalamnya tersedia aneka macam macam sendok, garpu, dan gelas, mungkin sekali orang itu akan menunggu sampai ada seseorang yang sepertinya mengetahui cara makan sebelum ia mulai makan dan ia memakai sikap orang itu untuk membimbing perilakunya sendiri. Contoh-contoh ini mengatakan betapa bergantungnya kita pada berguru observasional. Model-model sikap —sopir, pemain voli, dan orang dengan kesopanan sosial— membimbing sikap kita. jadi, perubahan sikap semacam ini merupakan berguru sesuai dengan definisi yang telah dikemukakan terdahulu.

Konsep berguru observasional mengatakan bahwa orang sanggup berguru dengan mengamati orang lain melaksanakan hal yang akan dipelajari. Oleh lantaran itu, perlu diperlihatkan semoga bawah umur lebih banyak diberi kesempatan untuk mengamati model-model sikap yang baik atau yang kita inginkan, dan mengurangi kesempatan-kesempatan untuk melihat perilaku-perilaku yang tidak baik.

5. Belajar Kognitif

Beberapa jago psikologi dan pendidikan beropini bahwa pada konsepsi­-konsepsi ihwal berguru yang telah dikenal, tidak satu pun yang mempersoalkan proses kognitif yang terjadi selama belajar. Proses semacam itu menyangkut antara lain berpikir memakai logika deduktif dan induktif. Proses proses mental yang diabaikan oleh para penganut psikologi sikap yang menjadi inti dalam berguru kognitif, akan dibahas dalam belahan tersendiri.

Demikian uraian lanjutan bentuk-bentuk belajar berdasarkan Gagne. Semoga bermanfaat.  Artikel yang relevan dengan ini yakni pengertian berguru berdasarkan para ahli.


0 Response to "Bentuk-Bentuk Berguru (Lanjutan)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel