BEYOND BUDGETING
BEYOND BUDGETING
1. Kritik penganggaran model tradisional
Pendekatan tradisional ini dikembangkan pada tahun 1920-an untuk tujuan pengendalian biaya. Sebagai organisasi tumbuh dan menjadi lebih kompleks, administrasi senior semakin bergantung pada proses penganggaran untuk mengontrol kompleksitas beberapa divisi, lini produk yang beragam, dan teknologi gres dan untuk memotivasi para manajer untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut kritikus proses penganggaran secara tradisional telah dicentang terlalu lama. Model tradisional yaitu memiliki kegunaan dikala kondisi pasar yang stabil, dan kebutuhan akan inovasi terus-menerus yang tidak sebagai intens ibarat yang sekarang, dan pelanggan tidak sebagai menuntut. Kritikus mengklaim bahwa proses penganggaran secara tradisional merupakan ritual ketinggalan zaman yang pada organisasi dan manajer dan mencegah mereka dari bisa menanggapi lingkungan yang terus berubah. Hal ini mencerminkan pendekatan top-down untuk mengorganisir yang tidak konsisten dengan kebutuhan untuk menjadi fleksibel dan beradaptasi. Selanjutnya, ini berfokus pada kontrol (seperti pertemuan target anggaran) daripada membantu organisasi mencapai tujuan strategis. Alokasi sumber daya juga didorong oleh politik daripada seni administrasi yang, kekuasaan politik dalam organisasi yang mendorong alokasi sumber daya daripada kebutuhan strategis yang berkendara penganggaran tradisional.
2. Pendekatan “beyond penganggaran”
Sebagai alternatif, kritikus terkemuka ibarat Jeremy cita-cita dan Robin Fraser1 telah mengusulkan pendekatan "beyond penganggaran". Pendekatan Beyond penganggaran yang berbeda dalam dua cara mendasar dari penganggaran tradisional. Anggaran pertama, tradisional didasarkan pada tetap rencana tahunan yang mengikat manajer untuk tindakan-tindakan yang telah ditetapkan. Dalam pendekatan beyond penganggaran, target dikembangkan berdasarkan tujuan peregangan yang terikat kepada rekan kerja, pesaing, dan tolok-ukur utama global. Target ini ditinjau dan diubah kalau diharapkan dan manajer lebih termotivasi untuk mencapai tujuan ini sebab tujuan mewakili langkah-langkah yang link eksklusif ke kompetisi daripada tujuan buatan internal. Kedua, beyond penganggaran model menyediakan cara yang lebih desentralisasi pengelolaan. Daripada mengandalkan tradisional hierarki dan terpusat manajemen, manajer jauh lebih bertanggung jawab kepada tim mereka dan bekerja kelompok sebab target secara eksklusif bekerjasama dengan apa yang mereka lakukan. Ini menunjukkan semua orang dengan rasa tanggung jawab yang lebih eksklusif dan lebih memotivasi. Sementara argumen pendekatan beyond penganggaran telah sulit untuk banyak organisasi untuk beralih ke pendekatan ini sebab itu membutuhkan perubahan mendasar tidak hanya dalam berpikir, tetapi juga dalam cara mengoperasikan seluruh organisasi.
0 Response to "BEYOND BUDGETING"
Post a Comment